Saturday, February 21, 2015

Pendaftaran SNMPTN 2015 Mulai 13 Februari 2015

Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 kini tengah memasuki tahap pengisian dan verifikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Tahap ini sudah dimulai sejak 22 Januari 2015 dan masih berlangsung sampai 12 Maret 2015. Selanjutnya pendaftaran SNMPTN oleh siswa dilakukan pada tanggal 13 Februari sampai 15 Maret 2015.

Sampai saat ini jumlah sekolah yang mendaftar sebanyak 19.112, lebih besar dari tahun sebelumnya. Adapun jumlah sekolah yang sudah mengisi PDSS sampai saat ini sebanyak 10.398 dan 1.157.453 siswa yang telah terdaftar. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Panitia SNMPTN 2015, Rochmat Wahab dalam jumpa pers pendaftaran SNMPTN 2015 di Auditorium Lantai 2, Ditjen Dikti, Senayan pada Senin (9/2). “Inilah kondisi yang ada sampai detik ini. Kita harapkan dalam waktu mendatang kita bisa mengupayakan semua sekolah itu bisa mendaftar” pungkas Rochmat.

Rochmat menegaskan kembali bahwa tahun ini ada 14 PTN baru, namun belum bisa mengikuti SNMPTN 2015. PTN baru tersebut masih melakukan semacam magang di PTN terdekat untuk mengikuti SNMPTN 2016. Dari 63 PTN yang mengikuti proses penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN, daya tampung atau kuota mahasiswa untuk tahun ini sebanyak 137.781.

Selain pendaftaran secara online, untuk sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan akses, dapat mendaftar secara offline  dengan dibantu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terdekat. Sekolah dapat membawa dokumen ke PTN terdekat dan akan difasilitasi untuk melakukan pendaftaran. “PTN akan memfasilitasi, sekolah tidak akan membayar” ujar Rochmat.

Untuk layanan bantuan  atau media komunikasi SNMPTN 2015 dapat menghubungi :

1. Helpdesk (HALO SNMPTN dan Call Center SNMPTN 0804-1-450-450
2. Website SNMPTN (http://www.snmptn.ac.id)
3. Jejaring Sosial :
    Twitter : @SekreSNMPTN
    Facebook : SekreSNMPTN
    Website Humas PTN : humas.snmptn.ac.id
4. Kantor Humas PTN terdekat



-------
Sumber: Info Berita Meristekdikti

Menristekdikti Resmikan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia

Akreditasi perguruan tinggi kini tidak hanya ditentukan melalui Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT), namun juga bisa dikawal melalui Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).

Kamis (12/2) di Ruang Rapat Utama Gedung Dikti, Senayan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir meresmikan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LEM-PTKes). Didampingi Direktur Belmawa Dikti, Ketua BAN-PT Mansyur Ramli, dan Ketua LEM-PTKes Usman Chatib Warsa, dalam kesempatan ini berlangsung pula siaran pers dan sosialisasi operasional lembaga tersebut.

LEM-PTKes menjadi lembaga akreditasi mandiri pertama di Indonesia yang akan mulai beroperasi mulai 1 Maret 2014. Inisiasi serupa juga akan dibentuk oleh asosiasi profesi bidang keahlian atau program studi lain, seperti teknologi dan ekonomi. Perjuangan masyarakat profesi dalam mendirikan LAM-PTKes ini tidak lepas dari dukungan pemerintah melalui proyek Health Professional Education Quality (HPEQ), Ditjen Dikti Kemdikbud.

“Pada dasarnya, pemerintah mengawal, mendampingi dan menginisiasi model LAM-PTKes sebagai LAM masyarakat, serta melibatkan BAN-PT dalam proses pengembangan system akreditasi,” terang Mohammad Nasir.
Walaupun didirikan oleh masyarakat profesi dari 7 bidang ilmu kesehatan, yaitu kedokteran, kedokteran gigi, bidan, perawat, gizi, farmasi, dan kesehatan masyarakat, namun cakupan LAM-PTKes adalah seluruh program studi kesehatan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 2709.

“Kami menggunakan instrumen, proses kerja, dan asesor yang spesifik dengan bidang keilmuannya. Kami harus menyiapkan instrumen tersendiri, bukan model generik,” papar Ketua LAM-PTKes Usman Chatib Warsa.

LAM-PTKes akan mengakreditasi sekitar 2900 prodi bidang kesehatan, mengembangkan sekitar 119 instrumen akreditasi yang spesifik serta melatih sekitar 1000 SDM (asesor, fasilitator, maupun validator). Pada tahun 2015, target prioritas akreditasi untuk 788 prodi bidang kesehatan yang habis masa berlaku akreditasinya pada tahun 2014-2015. (NR)


-----
Sumber: Informasi Menristekdikti

Lomba Menulis Surat Remaja 2015 Berhadiah Total Rp. 36 Juta

Jakarta, 20 Februari 2015. Pemerintah terus berupaya mendukung peningkatan minat menulis dan membaca generasi bangsa melalui berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan pada tahun ini adalah Lomba Menulis Surat Remaja Nasional 2015.

Lomba Menulis Surat Remaja 2015 diperuntukkan bagi remaja berusia maksimal 15 tahun. Lomba ini berlangsung pada 9 Februari hingga 9 Maret 2015. Peserta harus menulis surat sesuai dengan tema yang diangkat, yaitu “Dunia yang Kamu Inginkan untuk Tumbuh dan Berkembang”.

Surat yang ditulis harus terdiri atas 500 s.d 800 kata. Surat tersebut dapat ditujukan pada teman, keluarga masyarakat di sekitar tempat tinggal, guru, tokoh yang diidolakan, keluarga, pemerintah, organisasi internasional dan lainnya. Bentuk dan teknik penyajian surat juga harus sesuai dengan tata penulisan surat pada umumnya , misalnya pencantuman tempat dan tanggal pengiriman, alamat surat yang dituju, salam pembuka/penutup dan tandatangan pengirim surat.

Kegiatan Lomba Menulis Surat Remaja 2015 ini diselenggarakan oleh Direktorat Pos, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain sebagai ajang kompetisi untuk meningkatkan kreativitas, Lomba Menulis Surat Nasional juga bertujuan untuk memasyarakatkan layanan jasa pos.

Penyelenggaraan lomba ini juga sebagai bentuk partisipasi Indonesia dalam International Letter-Writing Competition for Young People 2015 yang diadakan oleh Universal Postal Union (UPU) atau Perhimpunan Pos Sedunia. Surat terbaik (pemenang pertama) akan diikutsertakan pada International Letter Writing Competition for Young People 2015.

Para pemenang Lomba Menulis Surat Remaja 2015 akan mendapat penghargaan berupa trofi, sertifikat dan kompensasi hak cipta penulisan dalam bentuk tunai dengan perincian Rp17 juta untuk pemenang pertama, Rp10 juta untuk pemenang kedua, dan Rp9 juta untuk pemenang ketiga.

Karya (surat) selambat-lambatnya harus masuk pada 9 Maret 2015 (cap pos), dan dikirimkan ke alamat Panitia Lomba Menulis Surat remaja Nasional 2015:
  1. Direktorat Pos
  2. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
  3. Kementerian Komunikasi dan Informatika

Alamat: Gedung Sapta Pesona, lantai 6, Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta 10110.

---------------------
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor telepon 0213835927, telepon selular 082112348144 (Wahyu) dan 081354764282 (M.Fadh), faks: 02138362870, dan email: prangko@postel.go.id. (Desliana Maulipaksi)



------
Sumber: Info Kemendiknas

Belajar Sejarah Bukan Berarti Menengok Masa Lalu, Namun Memahami Masa Depan

Jakarta, 20 Februari 2015. Pelajaran sejarah bukan berarti menengok masa lalu, namun memahami masa depan. Oleh sebab itu pelajaran sejarah akan lebih diarahkan kepada pemahaman makna di balik peristiwa sejarah, dan tidak sekedar hafalan peristiwa. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan saat menghadiri acara silaturahmi bersama Komunitas Historia Indonesia (KHI).

Mendikbud mengatakan, belajar sejarah tidak hanya belajar kapan, dimana, siapa saja yang hadir dalam suatu peristiwa sejarah. Lebih jauh lagi belajar sejarah yang perlu dilihat adalah apa makna peristiwa tersebut bagi bangsa Indonesia. Contohnya seperti mempelajari sejarah Sumpah Pemuda.

“Belajar sejarah Sumpah Pemuda bukan mempelajari kapan, dimana, siapa saja yang hadir saat itu, tetapi makna sumpah pemuda bagi perjalanan bangsa Indonesia,” kata Mendikbud dalam acara silaturahmi bersama KHI yang dilaksanakan di SMA Negeri 19 Jakarta, Kamis (19/02/2015).

Mendikbud meyakini 60 persen  wisatawan mancanegara datang ke Indonesia tiada lain karena budaya. Mendikbud berharap masyarakat dapat menjaga budaya Indonesia. Dengan begitu, kata Mendikbud, daya tarik budaya Indonesia tidak akan hilang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tutur Mendikbud, akan lebih serius melestarikan museum dan cagar budaya.

“Kemendikbud berharap adanya partisipasi masyarakat untuk memberitahu cagar budaya yang terancam atau perlu mendapat perhatian,” ujar Mendikbud.

Di hari yang sama Mendikbud didampingi Plt. Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Ari Santoso, menghadiri perayaan Imlek 2015 yang dilaksanakan di Klenteng Kim Tel Le atau Vihara Dharma Bhakti, di daerah Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.  "Gong Xi Fat Cai,” demikian disampaikan Mendikbud saat menyampaikan ucapan selamat hari raya Imlek kepada para pengunjung Vihara Dharma Bhakti. (Seno Hartono/Nur Widiyanto)



-----
Sumber: Berita Kemendiknas